**Trauma Cybertruck: Putra Gilbert Arenas Ungkap Detik-Detik Mengerikan Sebelum Kecelakaan**Alijah Arenas, nama yang mungkin belum terlalu familiar di telinga penggemar NBA, kini menjadi sorotan bukan karena prestasinya di lapangan basket, melainkan karena pengalaman traumatis yang nyaris merenggut nyawanya.
Putra dari mantan bintang Golden State Warriors, Gilbert Arenas, ini baru-baru ini membuka diri tentang kecelakaan mengerikan yang menimpanya pada bulan April lalu, dan menempatkannya dalam koma yang diinduksi medis.
Dalam penuturannya yang pedih, Alijah menggambarkan detik-detik sebelum kecelakaan yang melibatkan Cybertruck, kendaraan futuristik keluaran Tesla.
Meskipun detail spesifik mengenai penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, pengakuan Alijah tentang adanya *malfungsi* pada Cybertruck sebelum insiden tersebut, tentu saja, menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan kendaraan yang digadang-gadang sebagai inovasi revolusioner ini.
“Saya ingat.
.
.
lampu-lampu, suara bising aneh, dan kemudian.
.
.
semuanya gelap,” ujar Alijah, suaranya bergetar saat mengingat kembali kejadian tersebut.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan mobil itu.
“Pengakuan Alijah ini, tentu saja, bukan hanya sekadar curahan hati seorang korban.
Ini adalah alarm bagi para produsen otomotif, khususnya Tesla, untuk lebih serius dalam menguji dan memastikan keamanan produk mereka.
Cybertruck, dengan desainnya yang mencolok dan teknologi canggih, memang menarik perhatian banyak orang.
Namun, dibalik semua kemewahan itu, keselamatan pengemudi dan penumpang harus menjadi prioritas utama.
Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya seringkali disuguhkan dengan kisah-kisah kemenangan dan kekalahan di lapangan.
Namun, kisah Alijah Arenas ini memberikan perspektif yang berbeda.
Ini adalah kisah tentang perjuangan untuk bertahan hidup, tentang keberanian untuk menghadapi trauma, dan tentang pentingnya akuntabilitas dalam industri yang terus berkembang pesat.
Statistik kecelakaan yang melibatkan kendaraan listrik memang masih relatif rendah dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
Namun, insiden yang menimpa Alijah ini menjadi pengingat bahwa teknologi secanggih apapun tidak menjamin keselamatan mutlak.
Perlu adanya pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa inovasi otomotif tidak mengorbankan nyawa manusia.
Ke depan, kita berharap agar Tesla dan perusahaan otomotif lainnya dapat mengambil pelajaran berharga dari pengalaman Alijah Arenas.
Keamanan bukanlah sekadar fitur tambahan, melainkan inti dari setiap kendaraan yang diproduksi.
Dan bagi Alijah, semoga ia dapat pulih sepenuhnya dan melanjutkan hidupnya dengan semangat yang baru.
Kisahnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk menghargai setiap detik kehidupan dan untuk selalu berani berbicara kebenaran, meskipun pahit.
